Depresi
biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung
reda, dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang
baru saja terjadi atau menimpa seseorang, misalnya kematian seseorang
yang sangat dicintai atau kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan.
Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun di dunia ini.
Menurut sebuah penelitian di Amerika, 1 dari 20 orang di Amerika setiap
tahun mengalami depresi, dan paling tidak 1 dari 5 orang pernah
mengalami depresi sepanjang sejarah kehidupan mereka. Di Indonesia,
banyak kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda
beberapa tahun belakangan ini. Masalah PHK, sulitnya mencari pekerjaan,
sulitnya mempertahankan pekerjaan dan krisis keuangan adalah masalah
yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi di
kalangan profesional.
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi
adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Penyebab
Mungkin
di antara Anda ada yang pernah mengalami depresi tanpa tahu sebab
musababnya sampai membuat Anda semakin depresi karena tidak ketemu
jawabannya. Akhirnya Anda jadi uring-uringan sendiri, semua jadi serba
salah karena menurut Anda, tak seorang pun yang bakal memahami masalah
Anda; bagaimana bisa mengharapkan bantuan orang lain jika sudah demikian
keadaannya ?
Sebenarnya penyebab depresi bisa dilihat dari faktor biologis (seperti misalnya karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat yang drastis) dan faktor psikososial
(misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi,
masalah kepribadian, masalah keluarga) . Ada pendapat yang menyatakan
bahwa masalah keturunan punya pengaruh terhadap kecenderungan munculnya
depresi.
Gejala
Individu
yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala
fisik & sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan,
sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.
Sebelum kita menjelajah lebih lanjut untuk mengenali gejala depresi, ada
baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala adalah
sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak
selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah kumpulan
dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan
sebagai depresi. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai
perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku
dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu
orang dengan yang lain. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari
tiga segi, yaitu gejala dilihat dari segi fisik, psikis dan sosial.
Secara lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini.
Gejala Fisik
Menurut
beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan
dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang
dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang
relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti :
-
Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)
-
Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur.
-
Menurunnya effisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban.
-
Menurunnya produktifitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti !
-
Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !
Gejala Psikis
Perhatikan
baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan Anda ada
yang mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :
-
Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.
-
Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
-
Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.
-
Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.
-
Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
Gejala Sosial
Jangan
heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya).
Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang
yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif (mudah marah,
tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem
sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan
rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk
konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas
jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk
berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap
terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar